William stern (Crow and Crow, 1984)
mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan baru atau kondisi baru dengan menggunakan alat –alat berfikir sesuai
dengan tujuannya. Sementara itu Sternberg (Eggen dan Kauchak, 1997), mendefinikasikan
intelegansi sebagai tiga dimensi, yaitu;(a) kapasitas untuk memperoleh
pengetahuan, (b) kemampuan untuk berfikir dan logika dalam bentuk abstrak, dan
(c) kappabilitas untuk memecahkan masalah. Selanjutnya, David Wechsler (1986)
menjelaskan intelegensi sebagai kemampuan individu untuk bertindak secara
terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Intelegensi
Ada beberapa factor yang mempengaruhi
intelegensi, antara lain:
1. Pengaruh
faktor bawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat
–sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Artinya, batas kemampuan atau
kesanggupan seseorang yakni dapat tidaknya memecahkan suatu permasalahan,
pertama tama ditentukan oleh pembawaan orang tersebut. Meskipun menerima
latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbeadaan akan masih tetap ada.
2. Pengaruh
faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat
dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kemampuan atau kesanggupan
menjalankan fungsinya. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
3. Pengaruh
faktor pembentukan
Pembentukan
ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelegensi.
4. Minat
dan pembawaan yang khas
Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
5. Kebebasan
Kebebasan
berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut
di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya
seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor
tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut
serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
Teori-teori Intelegensi
1. Teori
General Intelegence dari Spearman
Menurut Spearman, intelegensi adalah
kemampuan umum yang terutama berkaitan dengan induksi hubungan atau saling
hubungan. Teori dari Spearman ini dinamai teori dua faktor (two factor theory).
2. Teori
Intelegensi dari Cattel
Raymond B. Cattell menyarankan teori
yang banyak mempengaruhi teori struktur intelegensi. Ada dua macam unsure kecerdasan
umum, yaitu Intelegensi yang fluid dan intelegensi yang Kristal.
3. Teori
Structure of Intellect dari Guilford
Guilford menyarankan bangunan
perpaduan berbagai unsur kecerdasan dalam bentuk kubus matriks yang dinamakan Structure of Intellect (SOI). Model SOI
ini mengklasifikasikan kemampuan intelektual menjadi tiga dimensi, yaitu:
a.
Dimensi
Operasi
b.
Dimensi
Isi
c.
Dimensi
Produk
4. Teori
Multiple Intelegence dari Gardner
Menurut Gardner, intelegensi manusia
memiliki delapan dimensi, yaitu :
a) Kecerdasan
Linguistik, yaitu sesitivitas terhadapmakna dan susunan kata-kata dan
penggunaan bahasa yang bervariasi.
b) Kecerdasan
Matematika-Logis, yaitu kemampuan untuk mengerjakan rangkaian logika yang
panjang dan mengenali pola dan susunan realitas.
c) Kecerdasan
Spasial, yaitu kemampuan untuk merasakan dunia visual secara akurat dan
menciptakan kembali, mentransformasi atau memodifikasi aspek-aspek realita
atasdasar persepsi.
d) Kecerdasan
Kinestetik-Jasmani, yaitu kemampuan mengunakan tubuh dengan baik dan menghandle
objek.
e) Kecerdasan
Musikal, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami dunia musik.
f) Kecerdasan
Interpersonal, yaitu kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain.
g) Kecerdasan
Intrapersonal, yaitu kemampuan untuk mengakses kehidupan internal sendiri.
h) Kecerdasan
Naturalis, yaitu kemampuan untuk memahami, menikmati, memanfaatkan alam dan
menyatu dengan alam.
5. Triarchic
Theory of Intelegence dari Sternberg
Sternberg memandang intelegensi
manusia dapat dipisahkan kedalam proses-proses komponen yang mempengaruhi cara
individu berpikir dan memecahkan masalah.
Pengaruh Intelegensi
Terhadap Keberhasilan Peserta Didik
Intelegensi seseorang diyakini sangat
berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil
penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat
intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin
tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Tinggi rendahnya hasil belajar yang
dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki.
Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa
banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini
adalah guru harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut. Salah satu
cara untuk mengukur intelegensi seseorang yaitu dengan mengunakan tes IQ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar