Mengapa Psikologi Pendidikan Penting bagi seorang pendidik?
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer
bagi manusia, karena salah satu tugas
pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia agar dapat hidup sempurna (Herbert Spencer dalam Jumransyah; 2007). Sementara itu, Brubacher mengemukakan
pendidikan sebagai suatu proses penyesuaian diri
secara timbal balik dari seseorang dengan manusia lainnya dan dengan
lingkungannya. M.J.Adler juga mendukung pendapat tersebut dengan menyatakan
bahwa tujuan pendidikan pada manusia adalah untuk melatih dan membiasakan manusia
agar potensi, bakat dan kemampuan manusia tersebut menjadi lebih sempurna. Artinya,
melalui pendidikan manusia dapat membuktikan dirinya sebagai makhluk yang
paling sempurna, dari sebelumnya belum memiliki arti apa-apa, tetapi dengan
pendidikan mereka berkembang menjadi lebih sempurna dan terus menyempurnakan
dirinya.
Selanjutnya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
bahwa psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai
tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku yang mempunyai
tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan individu, melakukan
analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala dan aktivitas kejiwaan manusia.
Sedangkan pendidikan untuk mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas
melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi
dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam
konteks pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan
pendidikan kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi pendidikan. Oleh
karena itu, psikologi pendidikan kemudian memfokuskan diri dalam mengamati
berbagai tingkah laku yang terkait dengan mendidik, belajar dan mengajar.
Dengan
demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan
teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui
metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Pendidikan
memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap
pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan
formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem
evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama
dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan
sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya
peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik.
Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya
dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan
perilakunya secara efektif.
Guru
dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para
peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku
dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya (terutama
perilaku peserta didik dengan segala aspeknya) sehingga dapat menjalankan tugas
dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi
nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di
sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Karena seorang guru sama
halnya dengan seorang dokter yang tidak cukup hanya mengetahui gejala penyakit
dan obat yang diperlukan saja, akan tetapi ia juga harus mengetahui susunan
anggota tubuh serta fungsinya.
Demikian
pula halnya seorang guru yang ingin memperbaiki atau menumbuhkan kemampuan
khusus pada murid harus mengetahui pikiran murid, mengetahui susunan kecerdasannya,
caranya menangkap pengetahuan dan keterampilan dan lain sebagainya. Dengan
demikian psikologi pendidikan sangatlah penting untuk difahami dan diterapkan
oleh guru. Artinya,
penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi
yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogic, sebagaimana yang
diungkapkan Muhibbin Syah (2003) yang mengatakan bahwa “diantara
pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik”. Maka dengan memahami psikologi pendidikan, seorang
guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
secara tepat.
Dengan memahami psikologi
pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih
tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai
tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom
tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori
perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan
guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai,
dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran,
juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi
pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara
tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan
dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap
potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan
memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman
psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan
untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar
yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di
dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi
sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu
guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik
dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan
hasil-hasil penilaian.
Sementara
itu tujuan mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru antara
lain adalah :
1. Dapat membantu guru untuk mengetahui
perbedaan kharakteristik dan pola pikir anak didik.
2. Untuk membantu para guru dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan dan profesinya.
3. Untuk membantu memecahkan masalah
yang ada dalam dunia pendidikan, yang meliputi: guru, siswa, materi, metode dan
masalah dalam belajar mengajar. (Chaplin;1972.
Semoga bermanfaat...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar